Sabtu, 06 Juni 2015

Barca atau Juve yang akan meraih Treble??





Final Liga Champions akan menjadi laga penuh ambisi bagi kedua klub, mahkota pamungkas ini akan membawa mereka meraih treble musim ini, setelah masing-masing Juventus dan Barcelona mendapatkan double winner di kancah domestik, pertandingan puncak antara Juventus vs Barcelona akan digelar di Olympiastadion Berlin, Minggu (7/6) pukul 01.45 WIB.

Kedua tim melakukan perjalanan yang panjang untuk bisa menembus partai puncak. Barcelona melangkah dengan pasti setelah di awal kompetisi raksasa Spanyol tersebut diunggulkan, sedangkan Juventus yang menyandang sebagai jawara Serie A menatap musim ini dengan tatapan sebelah mata, terlebih setelah mereka ditinggalkan Antonio Conte.

Perlahan tapi pasti, kedua tim menunjukkan konsistensinya, nama besar Barcelona seolah bisa menjamin kejayaan di kompetisi ini, mereka lolos dari fase grup dengan memimpin Grup F, berbeda dengan Juventus yang melalui fase grup dibawah Atletico Madrid.

Juventus

Di awal musim, Juventus diragukan bisa bersaing setelah ditinggalkan Conte yang beralih menjadi manajer timnas Italia, predikat Massimilano Allegri sebagai mantan pelatih Milan dinilai tidak bisa menandingi reputasi Conte yang membawa Bianconeri sebagai penguasa Serie A dengan torehan tiga gelar scudetto.

Berbagai anggapan miring didapatkan oleh Allegri dan timnya, namun perlahan tapi pasti mereka bisa menjawab semua pertanyaan yang diberikan selain itu mereka juga mengandaskan perlawanan AS Roma, Lazio, Fiorentina dan Napoli yang menjadi pesaing mereka dalam memperebutkan gelar pada musim ini, buruknya performa duo Milan membuat raksasa Turin bisa melenggang di kancah domestik.

Perjalanan Juventus di Liga Champions juga tidak mulus, selama di fase grup, Bianconeri tidak bermain dengan maksimal. Andrea Pirlo csk bahkan sempat kalah 2 kali dan imbang satu kali dan hanya menempati posisi 2 klasemen grup A. Namun akhirnya mereka berhasil lolos ke fase gugur dan berhadapan dengan Borussia Dortmund, kemudian langkah mereka dihadang oleh AS Monaco dan Real Madrid, hingga akhirnya setelah 12 tahun menunggu, mereka bisa kembali merasakan atmosfer final.

Barcelona

Mengakhiri musim lalu tanpa gelar membuat Blaugrana mematok target tinggi musim ini, setelah melepaskan La Liga dan Copa del Rey, masing-masing untuk klub ibu kota Atletico Madrid dan Real Madrid, tim besutan Luis Enrique tancap gas sejak awal, namun bukan tanpa masalah, mereka juga melewati saat-saat yang sulit di awal musim.

Keraguan publik mulai mencuat ketika mereka takluk di duel El Clasico di matchday 9, tapi Enrique yang sempat dihantam isu negatif mengenai renggangnya hubungan dengan Lionel Messi lantas menjawab keraguan publik. Dan akhirnya duo Madrid menyerah dalam perburuan gelar, mereka unggul dua poin dari El Real untuk bisa mengangkat trofi La Liga, tidak hanya itu, Messi cs juga akhirnya mampu menggondol Copa del Rey setelah mengandaskan Atletic Bilbao di pertandingan puncak.

Sementara itu di Liga Champions Barcelona tampil sangat baik, mereka berhasil lolos dari fase grup setelah memuncaki klasemen akhir di atas Paris Saint-Germain yang akhirnya berhasil mereka singkirkan di perempatfinal. Dan penampilan meyakinkan Blaugrana masih terus berlanjut ketika menyingkirkan juara Bundesliga, Bayern Munich di babak semifinal dengan kemenangan agregat 5-3.

Adu Tajam Lini Depan: Trio Messi, Suarez, Neymar vs Tevez, Morata, Llorente

Barcelona (Messi, Suarez, Neymar)

Sangat menakjubkan, trisula Barcelona tersebut berhasil menorehkan 120 gol musim ini dan itu merupakan yang tertajam dalam sejarah sepak bola, pemegang rekor sebelumnya dipegang oleh rival abadi mereka Real Madrid dengan Cristiano Ronaldo, Gonzalo Higuain dan Karim Benzema yang berhasil mencetak 118 gol di musim 2011-2012.

Messi memimpin dengan mencetak 58 gol dan 27 assist musim ini dia juga mencetak rekor dengan menjadi pencetak gol terbnyak di La Liga dalam sejarah. kemudian disusul oleh Neymar yang mencetak 39 gol yang menakjubkan dengan tujuh assist di 44 pertandingan.

Jangan lupakan, Suarez yang dijual oleh Liverpool berhasil mempertahankan reputasinya sebagai top skorer Premier League musim lalu dengan menetak 31 gol dan 12 assist, dan bersama Blaugrana ia berhasil mencetak 24 gol dan 17 assist dalam 36 pertandingan.

Juventus (Tevez, Morata, Llorente)

Memang Juventus tidak memiliki juru gedor sedahsyat Barcelona. Mereka hanya berhasil mencetak 72 gol musim ini dan salah satu dari mereka tidak ada yang berhasil mencetak 30 gol pada tahun ini. namun, tidak dapat disangkal jika mereka memiliki lini depan yang mematikan dan cukup ampuh dalam membawa Juventus ke level ini.

Tevez menjadi ujung tombak utama dengan mencetak 20 gol di liga domestik dan total di semua kompetisi berhasil mencetak 29 gol ditambah delapan assist. Pemain interansional Argentina tersebut menjadi juru gedor utama, dan tim memiliki dua pilihan yang bisa digunakan. Fernando Lloriente dengan tubuh besar memiliki kemampuan untuk menang di udara. Dia mencetak sembilan gol dan satu assist dalam 39 pertandingan, memang tidak terlalu tajam, tapi dia bisa membuka ruang bagi Tevez.

Satu lagi, dia mungkin menjadi alternatif, namun sejak didatangkan dari Real Madrid dia telah berhasil mencetak 14 gol dan lima asssit dalam 40 pertandingan. Dia juga merupakan pahlawan Bianconeri di semifinal dengan dua gol yang dicetak ke gawang mantan klubnya.

Adu Cerdik Lini Tengah: Busquets, Xavi vs Pogba, Vidal, Pirlo

Pertarungan di lini tengah akan menjadi sangat menarik adu cerdik dari dua jenderal lapangan tengah. Musim ini Xavi Hernandez telah melepaskan total umpan sebanyak 373 dengan rasio sukses mencapai 93%. Sementara itu Andrea Pirlo berhasil menorehkan total 544 umpan dengan rasio sukses sebesar 82%. Keduanya merupakan penyeimbang di lini tengah serta berperan mengalirkan bola ke depan.

Penampilan Xavi tak lepas dari dukungan pemain lain, salah satunya adalah Sergio Busquets yang dianggap sebagai sosok yang tepat untuk menggantikan posisinya di masa depan.

Busquets sendiri memang saat ini menjadi pemain yang paling diandalkan Barcelona untuk menempati posisi gelandang bertahan. Sejak Xavi mulai sering menempati posisi untuk mengalirkan bola ke barisan depan, Busquets kemudian mulai mendapat kepercayaan penuh sebagai pilar terakhir sebelum benteng pertahanan.

Sementara itu kekuatan Juventus sebenarnya terletak di lini tengah. Peran Pirlo, Paul Pogba dan Arturo Vidal sanggup meredam aliran bola dari para lawan mereka, tidak hanya itu ketiga pemain ini juga bisa melindungi pertahanan mereka yang sudah kokoh. Dan Bianconeri bisa melakukan serangan balik cepat kemudian menuntaskannya dengan para finisher hebat yang mereka miliki.

Pertarungan di lini tengah memang diperkirakan sangat ketat. Pogba merupakan petarung handal, ia biasa bertugas merebut bola lalu memberikannya kepada Pirlo yang kemudian bertugas memberikan umpan kepada para striker Juve, dan sedikit ke belakang ada Vidal yang sangat potensial dengan kemampuan yang dimilikinya.

Adu Kokoh lini belakang: Juve Pincang

Juventus telah menjadi klub yang sangat efektif dalam menjaga pertahanan mereka, Giorgio Chiellini yang menjadi penggalang di belakang berhasil membuat timnya hanya kemasukan tujuh gol dari awal kompetisi hingga menuju final, tapi ini akan menjadi sulit bagi Bianconeri sebab dia telah diapastikan absen karena masalah cedera. Meski ada kemungkinan lini belakang mereka akan pincang, namun kembalinya Barzagli bisa menjadi angin segar bagi klub. Catatan baik mereka dapatkan di Serie A. Tim besutan Allegri menjadi tim yang paling sedikit kebobolan (24 gol), performa apik para bek senada dengan penampilan konsisten Gianluigi Buffon sepanjang musim ini.

Sedangkan Barcelona hingga menapak ke final telah kebobolan 10 gol, meski sebenarnya performa di lini belakang tidaklah buruk, mengingat lini depan mereka sangat tajam. Torehan 120 gol trio MSN tentu akan mengaburkan catatan gol tersebut Gerard Pique cs tampil sangat mengesankan. Namun, di La Liga, Blaugrana memiliki pertahanan yang sangat solid, sepanjang musim ini mereka hanya kebobolan 21 gol, dan lini belakang mereka menjadi yang terkokoh.

Panggung Pertarungan Sang Legenda dan Pemula: Buffon vs Ter Stegen

Pertandingan di Berlin ini akan menjadi panggung pertarungan bagi kiper legenda, Gianluigi Buffon dan sang debutan yang berada di bawah mistar gawang Barcelona, Andre Ter Stegen.

Buffon merupakan kiper veteran, tapi menginjak di usia mencapai 37 tahun dia masih tampil prima. Kualitasnya sama sekali belum musnah. Dia menajdi salah satu kunci sukses Juventus dalam melangkah ke final. Sepanjang musim di Liga Champions ia baru kebobolan tujuh gol. Ini adalah jumlah kebobolan paling sedikit yang dialami kiper-kiper lain di Liga Champions musim ini.

Sedangkan di kubu Barcelona, mereka juga memiliki kiper yang tak kalah tangguh yang bisa menyulitkan lini dengan Juventus, yaitu Ter Stegen. Meski musim ini adalah pengalaman pertama bagi kiper internasional Jerman ini berlaga di Liga Champions.

Di musim debutnya, ia telah mendapakan kepercayaan Luis Enrique. Dia tampil di 12 laga Liga Champions musim ini dan mengantarkan Barcelona hingga ke final. Tak hanya itu, aksi Stegen mendapatkan pujian dari Buffon yang mengatakan bahwa dia telah berhasil menajdi figure penting Blaugrana musim ini.

Kondisi Tim: Juventus Dapatkan Kabar Buruk, Barcelona Masih Stabil

Masalah didapatkan Juventus di saat menjelang pertanidngan final. Mereka harus kehilangan pemain kunci di lini belakang, Chiellini dipastikan absen pada laga final nanti. Dan kemungkinan posisinya akan digantikan oleh Ogbonna atau Andrea Barzagli, nama terakhir telah kembali memulai latihan usai mendapatkan cedera pada awal bulan ini, sedangkan pemain lainnya yang dipastikan absen adalah Martin Caceres, Kwadwo Asamoah dan Romulo.

Pirlo masih akan memegang kendali di lini tengah, bersama dengan Paul Pogba yang diharapkan Allegri bisa mencapai puncak performanya. Sementara Arturo Vidal bisa membuka ruang untuk Tevez sebagai juru gedor. Morata yang menjadi pahlawan Juventus di semifinal lalu diharapkan Allegri bisa fit saat melakoni laga.

Meski tidak ada pemain yang dibekap cedera serius, namun ada kekhawatiran Andres Iniesta tidak bisa diturunkan, ia yang menempati posisi sentral di lini tengah diganti di babak kedua pada saat melawan Athletico Bilbao di final Copa del Rey.

Sementara Xavi yang akan melakoni laga terakhir di Barcelona tentu akan tampil maksimal mengingat dia akan segara ke Qatar pada musim panas ini, dia tentu ingin memberikan kenangan manis sebelum meninggalkan Camp Nou. Sementara itu Trio MSN masih akan menjadi tumpuan di depan, ketiganya saat ini tidak mendapatkan masalah dan bisa diandalkan untuk membongkar pertahanan Juventus.

Prediksi line-up

Juventus: Buffon; Lichtsteiner, Bonucci, Barzagli, Evra; Marchisio, Pirlo, Pogba; Vidal; Tévez, Morata.

Barcelona: Ter Stegen; Alves, Piqué, Mascherano, Alba; Rakitić, Busquets, Iniesta; Messi, Suárez, Neymar.

Prediksi

Dari data statistik, Barcelona memang lebih diunggulkan saat ini. penampilan trio MSN benar-benar menjadi ancaman bagi pemain bertahan Juventus, ditambah kekuatan yang disokong oleh Xavi dan Iniesta dari lini tengah bisa mengendalikan pertandingan, aliran bola dari kedua pemain tersebut akan sangat menentukan para penyerang Barca.

Tapi predikat sebagai tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit berhasil membawa Bianconeri menembus final dan meraih gelar Serie A dan Coppa Italia, tapi cedera yang didapatkan Chiellini bisa menjadi masalah baru bagi mereka meski pergerakan Tevez sebagai ujung tombak tak perlu diragukan lagi, belum lagi Morata yang bisa menjadi kejutan sewaktu-waktu bisa menjadi bom waktu. Jangan lupakan jendral lini tengah mereka, Pirlo yang mampu menjadi kreator dan penyeimbang di tengah akan sangat menentukan bentuk permainan timnya.

Pertandingan kemungkinan akan berjalan ketat, kedua tim memiliki motivasi lebih untuk mahkota Liga Champions, karena dengan torehan ini mereka akan meraih treble. Namun berdasarkan statistik tersebut kami memprediksi Barcelona akan keluar sebagai juara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar